Wednesday, May 21, 2008

Merusak Acara

Setelah makan siang di warung amigos, aku, om santo, irfan dan indra berjalan pulang ke kantor. kami ngobrol ngalor-ngidul soal ini dan itu. Tiba2 om santo berhenti sejenak dan merunduk. Dipungutnya seekor siput dari tengah jalan. karena di belakangnya sebuah mobil toyota avansa akan berjalan mendekat. Ia lemparkan siput itu ke tengah hutan.
"Ngapain To?" tanyaku lugu.
"Siput kan tempatnye di utan gus. Kesian tar kalo kelindes ban mobil", katanya singkat.
"Lho bukannya malah kesian? Dia udah jauh2 separo jalan, jadi balik dari nol lagi deh..." kata Irfan tersenyum.
"Iya, kali aja dia mo jenguk sodaranya di seberang jalan...", aku ikut tertawa.
"Hehe... iya juga ya. Jangan2 dia mau silaturahmi, jadi batal...", santo jadi garuk2 kepala.
"Kesian banget, dia kan udah bikin rencana jauh2 hari. secara dia merasa sebangsa bekicot.. hehehe...".
"Bisa nggak jadi masuk sorga loe, To..." kami tertawa bersama2

Kadang-kadang kita merasa melakukan hal yang terbaik untuk orang lain. Kita berharap, niat baik kita akan berdampak baik pada akhirnya. Memang ada banyak momen dimana kesimpulan seperti itu benar-benar berbuah baik. Tetapi kita mesti belajar, bahwa sesungguhnya banyak hal yang berada di luar kekuasaan kita.

Tentu aja santo tidak bisa bertanya kepada siput, apa sebenarnya yang dia pikirkan, apa yang dia inginkan. Tapi kita yang memiliki kesempatan untuk saling memahami satu sama lain, sudah selayaknya membuka hati satu sama lain sebelum menentukan hal-hal baik yang akan dijalani di masa depan.


Bogor, 21 Mei 2008

2 comments:

Poppus said...

Bener banget mas. Apa yang kita kira baik kita lakukan untuk orang lain, belum tentu hal yang benar-benar baik untuk orang itu. Makanya kita perlu memahami sesuatu bukan dari perspektif kita

Enno said...

hihi kisah siput ini lucu.. aku ngebayangin siputnya pasti ngedumel karena harus dari nol lagi. cappek deeeh ^^