Wednesday, May 26, 2004

Investasi ala wong busuk

From: "listmanager_2"
Date: Tue Dec 16, 2003 4:08 pm
Subject: Investasi ala wong busuk


Wong busuk bukan berarti orang yang sudah membusuk. Tapi maksudnya, orang yang bodoh kampungan hina dina tak berdaya. Istilah ini bukan saya yang menciptakan, tapi Pakde tertua dari pihak Ibu. Dengan istilah itu dia membahasakan dirinya merendah didepan saudara-
saudara yang pada merantau di Jakarta.

Yah, seperti typical keluarga urban menengah ke bawah. Setiap saat nggak ada habisnya kedatangan tamu jauh yang ingin cari kerja. Entah dari pihak ibu atau bapak sama saja. Datang dari kampung modal seadanya, mengincar pekerjaan sebagai pegawai negeri atau ABRI.

PakDe saat itu memang tidak ikut2an cari kerja. Tapi sering ke Jakarta utk menengok kerabat. Niat yang baik, kita pun senang menerimanya. Biasanya Bapak dan Ibu akan menemani ngobrol berjam-jam hingga hampir pagi. Cerita ini itu, tentang anaknya Mbah ini, atau ponakannya Lik anu.

Dulu Pakde pernah juga ditawari masuk ABRI oleh bapak, tapi orangnya menolak. Dia memilih untuk menggarap "karangan" orang tuanya warisan 9 bersaudara. Sebagai petani ia memang cukup berbakat. Tanam padi, kedele, kacang hijau dan lain2.

Setelah bercengkrama dan berkunjung ke masing2 saudara kandung dia akan pulang kembali ke kampung. Sedih juga. Karena entah berapa bulan lagi ia akan bisa mengunjungi kita lagi. Kalau sudah begitu biasanya sehari sebelumnya kita semua akan berbelanja oleh-oleh utk buah tangan ke kampung.

Begitu harinya tiba, saudara2 yang punya waktu akan datang ke rumah, menitipkan oleh-oleh dan sedikit uang sangu. Yah meski tidak besar, tapi dikumpul2 lumayan juga. Apalagi untuk ukuran di kampung yang apa2 serba murah.

Tahun-demi tahun, kunjungan demi kunjungan. Hebat juga dia. Sementara kita yang di kota pusing2 banting tulang cari uang recehan, lahannya sendiri maupun warisan keluarga penuh berisi. Belum lagi sawah tahunan, ayam, kambing dan sapi.

Tak sia-sia mengumpulkan sangu untuk membeli pedet anak sapi. Digemukkan beberapa bulan sudah menjadi sapi. Lalu dijual buat uang sogok putranya jadi polisi. Pangkat memang belum seberapa, tapi jelas nggak kalah gengsi.... :-p

No comments: