Thursday, May 27, 2004

Bandar Dangdut dari Pasar Gaplok

From: listmanager_2@y...
Date: Wed Dec 17, 2003 5:47 pm
Subject: Bandar Dangdut dari Pasar Gaplok


Selain sebagai pemegang rekor makan mie ayam, Habibie(tentu saja nama samaran, hehe) kita kenal juga sebagai pemegang rekor MURI dalam hal ditolak cewek. Wajar saja, meskipun darahnya keturunan Arab tampangnya kebalikan dari Adam Jordan.

Tapi kegigihannya memang luar biasa. Ditolak puluhan cewek tidak membuat harga dirinya menciut. Bahkan dengan tekun dia kumpulkan biodata gadis2 itu lengkap dengan fotonya! Dan setiap ada target baru semangatnya tidak ada beda. Benar2 "legenda hidup" bagi kami semua :p

Bekerja di LSM pendapatan tidak memadai, walaupun kita mendapat keleluasaan waktu masuk kerja. Kantor boleh memperjuangkan hak asasi orang, tapi kenyataannya pegawai sendiri sering terlantar.

Keterbatasan ini membuat setiap orang memutar otak cari makan di luaran. Sehabis jaga, pak satpam akan mampir ke Cipto jadi tukang Parkir. Rekan2 volunteer paruh waktu mengerjakan barang cetakan, jadi interviewer, atau sekedar taruhan nasib main judi.

Lain lagi dengan Habibie. Sembari kerja ia jadi Bandar Dangdut. Hiburan toh bukan cuma punya orang berduit. Ulang tahun, Sunatan, Perpisahan, Acara kantor atau Hajatan Perkawinan itu saatnya berdangdut.

Habibie sendiri tidak punya alat panggung atau sound system lengkap dengan gensetnya. Dia juga tidak punya grup band dan vokalis. Tapi Pasar Gaplok punya semuanya. Mau nyewa alat tinggal mampir ke rumah Pak Haji. Mau nyari pemain band tinggal panggil Si Anu dia yang atur.

Cari penyanyi? Apalagi...! Mampir aja ke kontrakan sebelah. Penyanyi berbagai usia bergelimpangan istirahat di lantai semen yang adem. Mau cari goyang ngebor, ngecor, patah-patah, atau kayang, Habibie tinggal itung biaya. Cari yang bisa goyang Kamasutra? Bisa juga... tapi sekarang sedang sibuk rame2 cari kutu di pojokan gang sana :-p

Wednesday, May 26, 2004

Bandar Sayur? Kenapa Enggak?

From: "listmanager_2"
Date: Mon Dec 8, 2003 1:14 pm
Subject: Bandar Sayur? Kenapa Enggak?


Kira2 2 tahun y/l saya dan adik saya jadi orang tani. Tani nya sabtu dan minggu aja. Kita babat alas(merambah hutan... hehe), dan tanam padi, palawija, dan sayuran di daerah karawang.

Tani bukan hal yg aneh buat saya, soalnya sudah sejak kecil nemenin bapak tanam macam2. Mulai dr singkong, kebun pepaya, labu air, pisang dll. Labu air aja kalau panen sampe kerepotan. Tapi bukan itu yg jadi point nya. Tani itu kesabaran dan kerja keras.

Setiap sabtu dan minggu pagi2 buta kita berangkat dr rumah dgn baju gembel dan sepatu bot. Memanggul ransel yg isinya air minum di botol aqua dan kalo ada yah sedikit makanan. Gak peduli hujan lebat atau panas kita jalan terus. Terserah org mo bilang apa, yg penting kita
niat mau cari hidup.

Naik bus dr UKI. Sampai di lokasi, mesti naik turun 7 bukit. Panas bukan main. Bulan puasa pula! Tapi itulah hidup. Cari makanan halal yg kalo di telan nggak seret di tenggorokan.

Kita tanam cabe, kacang panjang, terong ungu, padi kalau musim hujan, singkong ala kadarnya, jagung hibrida, dan pisang. Sebagian berhasil, sebagian bolong. Jagung hibrida subur banget, tingginya lebih dr orang, batang juga bagus besar2. Sudah mau panen dateng burung betet. Betet pergi monyet dateng.... Ada2 aja ujian...

Ada juga yg berhasil cukup bagus, pisang buah 10.000 batang akhirnya mulai panen juga. seminggu minimal 4 kuintal bisa dipanen. Pisangnya pisang bermutu semua. Pisang Ambon, Raja, Nangka, Raja Sereh, Pisang Kapas, Pisang Uli, Pisang tanduk. Bisa dibilang taneman kita yg paling bagus di seluruh kawasan.

Sayang saya nggak punya modal transportasi. Semuanya infantri :-P makanya harga jadi murah. Meskipun ada kemudahannya, toh banyak tengkulak/pengepul yg jemput bola ke gubuk kita di tengah ladang.

Satu hal yang menarik, ternyata bisnis pengepul ini sangat simpel dan menguntungkan. Anda hanya butuh modal katakanlah 1-2 juta perak dan sebuah mobil bak terbuka. Tambah komitmen jemput barang 1-2 kali sehari dan jual di pasar2 di jakarta. Atau lebih bagus lagi kalau anda punya kios buah atau sayuran sendiri, atau punya mitra rumah makan/catering.

Setandan pisang buah di petani bisa anda dapatkan dgn harga per kilo 2000 rupiah. Kacang panjang antara 800 rupiah sampai 2000 per kilo tergantung kualitas, jenis dan musimnya.

Sedang di jakarta kacang panjang bisa mencapai 4000 rupiah per kg. Kacang panjang tidak pernah tidak laku. Tengok aja warteg2, pasti ada sayur kacang panjang. Belum lagi daun singkong, singkong, daun pisang, dan komoditas lain seperti ayam, dedak dll.

Repot mesti jemput bola ber km ke dalam kawasan pertanian? Bisa ya bisa nggak. Ada beberapa cara: 1. Beli aja lahan kecil. Buka warung/pondok penampung. Biasanya
petani sering barter atau jual hasil tani ke situ. 2. Langsung aja bawa pick up ke pangkalan. Jangan lupa bawa timbangan. Timbang langsung bayar. 3. Main2 aja ke lokasi sekitar. Cari kenalan atau ketua kelompok tani. Mereka bisa jadi mitra pengepul. Mereka yg mengumpulkan dan mengantar semua dagangan ke pangkalan.

Kalo anda pengusaha sejati, sebenernya ini uang di depan mata. Sehari jemput barang pagi dan sore. Bisa dihitung keuntungannya yg dua sampai 3 kali lipat. Mekipun begitu, siap2 menghadapi tantangan. Karena orang kampung gak sebodoh yg kita kira :-P

Kalau berani menyambut, saya tunjukin tempatnya deh... ;-)

Trik Belanja Online

From: "listmanager_2"
Date: Tue Nov 18, 2003 9:40 pm
Subject: Trik Belanja Online


Ini tips bisa buat yg belanja buat dipake sendiri, tapi juga bisa buat yg beli barang dlm quatity utk dijual lagi.


- Ati2 pilih barang online, pelajari spesifikasi dgn sungguh2. Lihat dan bayangkan sungguh2 dimensi, bahan, tekstur, warna dll. Dont get too excited dg suatu produk. Jangan sampai bayangan kita sama kenyataan yg dateng berbeda. Tar loe pada bingung deh gimana jualnya lagi :-P
- Minta foto yg bagus, kalo gak bisa minta foto yg bisa di zoom.
- Riset produk tersebut di supplier lain tidak cuma spec aja tapi juga pricing.
- Komunikasi yg intens. Minta juga pendapat rekan di lokal sini. Ada gak barang sejenis, brapa harganya.
- Kalo ada dan itung2an shipmentnya tinggi ngapain beli jauh2? kenapa loe nggak beli partai aja di importir gede. Think smart. Yg penting kan loe bisa menjual...
- Ati2 sama soal pricing ini. pastikan dgn jelas.Banyak pedagang bule lebih licik dari di china. mereka pasang harga sangat2 murah, tapi begitu keluar invoice meledak. Karena komponen harga dia masukin di shipment. Apalagi di situs2 online seperti ebay dll. Soalnya begitu komitmen beli kita harus bayar, kalo nggak tar kena rating negatif.
- Ati2 sistem pembayaran. Jangan pake jasa yg gak jelas. Lebih aman pake CC indonesia karena limitnya dikit.
- Make sure banget sebelum transaksi. Meski dibawah 500 dollar. Soalnya bule aja lebih pelit utk mentransfer uang ke kita 100 dollar ke bawah utk barang yg mereka beli.
- Kalo beli barang. Gunakan jasa pengiriman yg bisa tracking online. Minta nomer airwaybillnya.
- Siap2 urus pajak bea masuk ke bea cukai. Kecuali kalo kirim pake DHL dkk.
- Lain2 sih aman2 aja, jangan terlalu kuatir. kalo takut transaksinya yg kecil2 aja asal teratur.


Kalo ada pertanyaan japri aja juga boleh.

Thanks
Ado

Arti se-tablet Xon-Ce

From: "listmanager_2"
Date: Mon Dec 22, 2003 1:36 pm
Subject: Arti se-tablet Xon-Ce

Pagi itu saya kembali di antrian panjang di salah satu sudut terminal kampung rambutan. Di hari senin ini kelihatannya tidak ada yang ingin terlambat sampai kantor. Antrian Patas AC 10 panjangnya bukan main. Mau nyetor uang aja antrinya begini, nggak kebayang deh kalau ngantri beras?

Terminal kumuh ini memang nggak pernah sepi dari detak kehidupan. Lalu lalang orang pergi cari makan begitu dinamis. Lihat saja antrian ini, wanita2 cantik halus mulus semlohei semua berjajar dengan rapi. Entah itu karyawati atau mahasiswi atmajaya, trisakti atau interstudi sabar menanti gilirannya menaiki bus menuju sudirman dsk.

Sedang para lelaki, berlagak membeli koran menutupi gelagatnya larak lirik ke arah depan dan belakang barisan. Begitu ada wanita cantik datang mau masuk antrian, berpasang2 mata secara aklamasi menyetujui keindahan itu. Saya sendiri tentu saja nggak pernah punya kekuatan untuk menjadi martir dan melawan arus :-p

Buat saya, kampung rambutan adalah persinggahan yang lain. Saya punya beberapa rute untuk ke kantor. Bukan karena berapa waktu dan ongkos yang dihemat, tapi masing2 punya daya tariknya sendiri.Gadis2 cantik dalam antrian yang puanjaang, pedagang buah, the botol, koran dan gorengan yang semerbaknya menggoda iman hanya ada disini.

Menakjubkan sekali melihat dalam kekacauan terlihat ada keteraturan. Setelah ngelaba kiri kanan, orang-orang mulai berjajar, membeli makanan kecil, teh botol, tissue, koran, lalu bagi yang murah hati bisa menyumbang uang recehan pada nenek tua renta yang menadahkan tangan tepat di bibir pintu depan bis. Bukankah itu tempat yang sempurna untuk mengemis?

Selangkah dua langkah kita memasuki bis, lalu giliran Pak supir dan kondektur yang kebagian uang. Lega sudah, pantat sudah kebagian tempat duduk. Atur angin AC butut sebentar, lalu terserah anda. Boleh tidur, baca koran, menelpon, atau chit-chat sedikit dengan tetangga. Beruntung banget bila kebetulan duduk di "kursi tiga" dan dapat tetangga kiri kanan yang cantik2... :-p

Oh ya, tunggu dulu... meski semua kursi sudah terisi, bis belum akan beranjak. Kita masih akan menunggu calon penumpang yang siap berdiri. Ongkos sama tapi karena keburu waktu terima resiko kaki pegal. Ini juga waktunya Joko anak tanggung penjual vitamin C bersama kawan2nya penjual koran dan pengamen beraksi.

Lucu bagaimana dia menawarkan dagangannya dengan logat jawanya yang kental, medok. 1000 perak dapat 2 tablet. 500mg vitamin C per tablet cukup lumayan buat menjaga kesehatan. Apalagi buat kuli yang sering pulang malem seperti saya. Gaji pas-pasan, gak sempet mikir 4 sehat 5 sempurna, bisa makan aja sudah untung.

"Eh Pak, jarang keliatan... Gak pernah lewat sini lagi ya?" sapanya.

"Iya nih. Abis macet melulu di 'jalan baru'(nama tempat), blom lagi di pintu tol Jasa marga situ. Daripada telat mulu, saya bablas aja lewat Kampung Melayu naik ojek."

"Eh, gimana kuliahnya? Udah lulus blom?" Tanya saya sambil menjulurkan uang seribuan ke tangannya.

"Lumayan Pak, Alhamdulillah. Dikit lagi. Kemarin juga ditanyain sama Pak S yang turun di Wisma Bonbon. Ada kerjaan katanya. Tapi yah saya belom lulus. Jualan dulu deh. Makasih ya Pak", dengan anggukan gaya jawa anak itu berlalu. Melanjutkan hidupnya yang susah menyusuri
gang sempit bis kota dan bahu-bahu gemuk pekerja kantoran.

Sambil menikmati asemnya Xon-Ce pikiran saya melayang. Is life that hard or i am too soft?

Di bawah Teduhnya Pohon Rindang

From: "listmanager_2"
Date: Thu Dec 11, 2003 10:42 am
Subject: Di bawah Teduhnya Pohon Rindang


Punya pohon rindang di halaman rumah di kota yang panasnya kayak Jakarta ini ibaratnya ketemu oase di padang pasir. Nikmatnya bukan main. Bisa duduk leyeh2 dibawah pohon menikmati angin semilir. Boleh di tikar atau di kursi lonjor. Sambil minum es teh manis menemani gorengan yang kita beli di pedagang keliling.

Beranjak tahun, anak2 butuh ruang luas. Garasi mobil juga kita perlukan. Maka dengan berat hati terpaksa kita tebang deh itu pohon. Kalo pohonnya ukuran biasa gak jadi masalah. Bermodal golok, bisa kita tebang sendiri. Kalo pohonnya besar, posisinya juga di atas tembok rumah. Tambahan lagi kebel listrik dan telepon berseliweran... Ini nggak bisa sembarangan, ini Abang Jainun yang punya kebisaan!

Si abang ini, memang mengagumkan. Pohon apapun bisa dia panjat. Kadang pakai tali pengaman, kadang tangan dan kaki telanjang. Pernah kami minta bantuan untuk menebang pohon kelapa hijau(kelapa dalam) yang tingginya 20 meter di belakang rumah.

Dengan penuh perhitungan, dia bisa tebang pohon itu dengan aman tanpa merusak pohon2 disekelilingnya. padahal pagar jaraknya sangat dekat juga dengan pagar dan rumah tetangga. Di lain waktu dia bantu kita memangkas pohon2 mangga dan petai besar yang penuh semut rang-rang!

Perawakan beliau memang kecil, sehingga bisa menjangkau pucuk2 pohon yang tinggi dan jauh. Tenaganya juga kuat. Kalau ordernya pohon tua yang sangat besar, dia akan berdoa meminta izin kepada alam dan penunggu pohon. Mencari hari yang baik kalau diperlukan. Dan pada
saatnya dengan dibantu beberapa rekannya mulai menetak batang pohon yang keras dengan kapak beliung.

Dulu kemana2 abang jainun dan kawan2 selalu memanggul bilah gergaji yang besar dan panjang lengkap dengan busur bambunya. Kini, dia dibantu oleh "chainsaw" gergaji mesin untuk memotong.

Pendapatannya sendiri kadang se-relanya berdasarkan pengertian si pemilik rumah. Kecuali untuk pelanggan2 usaha dan rumah2 mewah. Namun ia juga mendapat keuntungan tambahan berupa kayu2 yang bagus, buah2an dan oleh2 dari pelanggan.

Kayu2 yang bagus dijadikan bahan bangunan. Kayu2 yang jelek bisa dijadikan bahan bakar di dapur atau dijual kepada perusahaan catering di kampung kami. Ketika kami punya pohon pinang yg ingin ditebang, ia juga bisa meminta utk menebang di bulan agustus. Sehingga bisa menjual batangnya utk panjat pinang. Tabiatnya yang ramah dan jujur membuat kami senang.

Umur semakin tua. Tenaga, penglihatan dan pendengaran sudah barang tentu makin lemah. Sudah saatnya ilmu diturunkan kepada anak2. Sebagai orang tempo dulu, si abang punya anak banyak. Anak tertua tangannya lebih dingin memelihara ikan hias. Tapi Tuhan Maha Adil.
Meski masih kecil, si bungsu selalu setia menemaninya memanggul tambang dan peralatan dari rumah pelanggan satu ke yang lainnya.


Menjual R/C Pesawat Terbang

From: "listmanager_2"
Date: Thu Dec 18, 2003 5:58 pm
Subject: Menjual R/C Pesawat Terbang


Sabar. Saya bukan mau jualan. Tapi ini cerita suka duka menjual mainan R/C Pesawat Terbang ex China.

Namanya SkyWarrior Lightning - 1. Design seperti pesawat ringan Cessna Propeller Ganda. Body ringan terbuat dari moulded foam. Canggih, bisa terbang dengan ketinggian 10 meteran hanya dengan bermodal charging dari baterai transmitter.

Karna ringan ia bisa terbang dengan panduan tangan. Kita arahkan sesuai arah angin, begitu ada daya angkat lepas saja. Dia akan mengudara dengan lincahnya. Kalau menurut manual dari pabrik, bahkan dia bisa take off sendiri dari landasan. Tapi kepada setiap pembeli saya tidak menyarankan, karena baling2 bisa mencium landasan dan kalau sedang tidak beruntung bisa lumayan fatal.

Meski penampilannya tidak secantik R/C mobil, tapi daya tariknya cukup Oke. Ada saja orang yang beli. Kalo diitung2 di bayangan pikiran, untung cukup lumayan. Cuma untuk dapat harga grosiran kulakannya juga harus dus2an.

Di musim2 lebaran atau natal dan tahun baru pesanan banyak datang. Asik juga, ambil dua tiga lusin selalu habis. Kalau sudah begini datang lah nafsu setan, lalu kulakan gila2an.

Tak tahunya, dagang mainan canggih memang tidak gampang. Setiap habis beli ada aja pertanyaan ini itu. Repotnya lagi, pembeli banyak juga yang menyebalkan. Beli barang berteknologi tapi nggak mau belajar. Lihat gambar di manual aja nggak mau. Kalau sudah dapet yang kayak gini sial2nya kita deh :-p

Kadang untung kadang buntung. Nggak jalan minta tukar. Scartch dikit dibilang barang bekas pakai, padahal jelas2 masih segel dari importirnya. Mau beli minta didemokan. Begitu bonyok atau sayap patah ditangan dia, kita yang harus nanggung.

Tapi yah itulah. Bejo2ne wong nggolek duit. Pahit manis ditelen aja. Paling2 besok hari ada calon pembeli rada rewel yah ditolak aja. Emang gue pikirin... :-D

Peluang bisnis - Grosir barang2 asongan

From: "listmanager_2"
Date: Sat Dec 6, 2003 11:28 am
Subject: Peluang bisnis - Grosir barang2 asongan


Kalau anda masih bepergian dengan bis umum, pasti sering sekali dua kali membeli barang2 yang unik dari pedagang asongan. Mereka pemuda dekil lusuh yang berani berteriak menjual dagangannya melewati desakan badan para penumpang.

Permen, Pensil inul, senter charger, tali handphone, macam2 llighter, buah, aqua, penggaris, buku2 agama, dll adalah mata dagangan yg sudah akrab dgn kita. Tapi pernahkan terpikir berapa banyak yg bisa mereka jual dalam sehari? Dan berapa banyak penjual asongan di jakarta?

Cobalah main2 ke kampung rambutan, lalu berputar di U turn yg dikenal sbg puteran "jalan baru" dekat jl pengantin ali. Di pojokan jalan anda akan melihat sebuah toko yg kesannya tertutup dan kumuh. Tapi jangan sangka. Inilah salah satu toko grosir dimana para pedagang asongan di bis2 yg bersarang di terminal rambutan membeli barang dagangannya!

Sang pemilik dgn pintarnya menangkap peluang dan memanfaatkannya dengan sangat baik. bayangkan betapa banyak sales tangguh yg bekerja utk dia setiap harinya!

Tapi jangan banyak mimpi dulu. Semuanya itu butuh proses. Anda nggak akan bisa mendapat insting sepeka itu kalau tidak pernah memulai. Demikian juga keahlian manajemen, dan trading(exim)yg bagus sehingga bisa mendapatkan barang dgn harga terbaik.

Mekipun kelihatannya remeh, bisnis ini sangat mebutuhkan pikiran yg kreatif lho! Nggak gampang lho mencari produk unik dgn harga dibawah 10 ribu.... :-p

Yah, sekedar memberi ide aja nih.... hehe

Ragusa Es krim Italia

From: "listmanager_2"
Date: Sat Dec 13, 2003 12:22 pm
Subject: Ragusa Es krim Italia


Rekan2 yang besar di jakarta, terutama yang tinggal di pusat2 kota pasti tau Ragusa. Berjuta kenangan lalu lalang di tempat ini. Tempat rendevous pacaran atau bersama keluarga menikmati es krim jaman baheula.

Es krim dingin dalam wadah stainless steelnya nikmat sekali kita makan di hawa matahari jakarta yang panas. Kalo soal rasa jangan ditanya. Es yang meleleh pun pasti disruput habis!

Saking larisnya, pembeli rela menunggu di depan toko ngantri satu-satu. Umumnya sih tidak terlalu lama, karena es krim klasik tanpa pengawet ini memang harus segera dihabiskan. Karena paling-paling dalam sepuluh menit bakal mencair.

Ragusa memang asik. Tapi lebih unik lagi Juhi dan Otak-otak yang mangkal di depannya. Sembari nunggu pesanan es krim datang, sobat saya Sisca memesan Juhi dan otak-otak buat kami delapan orang. Tak lama si abang Juhi dan otak2 datang. Rasanya enak, meski tidak
terlalu istimewa. Tapi dimakan bersama2 dengan teman2 plus suasana tempo dulu dari ragusa, nuansanya jadi berbeda.

Cantiknya lagi, es krim datang setelah juhi dan otak2 habis. Sungguh makanan penutup yang lezat. Di sudut sana, suara merdu Pak Pengamen melantunkan lagu cinta buat sepasang muda-mudi. Lengkaplah sudah... :-p

Kini tiba saatnya beranjak dari kursi. Setelah membayar bon kami mampir ke gerobak untuk membayar Juhi dan otak2 yang telah kami santap. 15 ribu rupiah cukup mahal untuk seporsi otak2. Entah sejak kapan mereka mangkal di sana, tapi buat kita, lezatnya ragusa adalah
sedapnya Juhi dan otak-otak dgn bumbu kacangnya...


Peluang Grosir Mainan

From: "listmanager_2"
Date: Fri Dec 5, 2003 3:56 pm
Subject: Peluang Grosir Mainan


Mungkin anda sering lihat tukang mainan anak keliling dgn gerobak keluar masuk kampung. Mainannya sarat bergantungan di gerobak dorongnya.

Macam2 jenis dagangannya. Ada alat2 masak mini dari plastik buat anak perempuan. Pistol2an, mobil2an, kelereng, gambaran, patung plastik tentara2an, digimon, sampai catur, ular tangga, halma, ludo sampai gelembung sabun warna warni.

Mereka kadang mangkal di sekolah inpres, pintu masuk pasar tradisional, posyandu, puskesmas atau dibawah pohon rindang di kampung2. kadang menjual pula makanan snack murah utk anak2.

Panas atau hujan mereka tetap berjalan menyusuri kampung2 yang kumuh, padat dan terkesan rawan. Tapi itulah rejeki. Asal tekun dagangan tambah banyak.

Mainan meski bukan kebutuhan pokok, tapi ternyata larisnya nggak kalah sama warung kelontong. Namanya anak-anak kan nggak bisa ditolak kemauannya :p

Nah, Kebutuhan ini bisa jadi peluang buat rekan2 yang punya modal sedang utk membuka grosir mainan anak. Jangan membayangkan toko mainan yang mahal2 yang butuh modal besar. Intip target pasar menengah ke bawah. Toh ini yg paling banyak.

Misalnya mainan2 yang plastiknya kualitas rendah agar harganya terjangkau. Kita beli banyak kemudian kita kemas dalam satuan yg lebih kecil yang siap diecer lagi.

Grosir macam ini bakal jadi tempat dimana para abang pedagang keliling ini kulakan. Mereka ini penjual yg tangguh dan tekun. Jadi siap2 memberi insentif berupa harga yg bagus agar mereka jadi langganan anda.

Stock barang cari aja di proyek senen, cempaka mas dll. Harganya sangat bersaing. Kalau mau rajin, sekali waktu sempatkan berkeliling dgn sendal jepit dan celana pendek ke sentra2 semacam ini. Supaya bisa mendapat harga yg terbaik. Capek, tapi kalo kita bikin fun
bisa2 aja ;-)

Bagi yang mau nyontek model usaha kecil2an ini coba aja numpang lewat di kramat jati dekat matahari kesanaan dikit, atau yg rumahnya di sekitar pondok gede ada toko grosir di daerah gorda(dirgantara 1).

Siapa tau cocok... ;-)


Ngebor, tapi bukan Inul

From: "listmanager_2"
Date: Tue Dec 9, 2003 3:59 pm
Subject: Ngebor, tapi bukan Inul


Crita soal usaha orang cari makan memang asik. Kerja kantoran memang banyak ceritanya, tapi soal usaha, banyak yang aneh2.

Kali ini crita tentang tetangga saya. Dia menantunya pak ustadz yg bimbing mushola RT. Orangnya hitam, berkumis tebal, tapi badannya nggak kekar, cenderung biasa2 aja. Dulu dia kerja serabutan, dari jadi tukang kayu, tukang batu, makelar dan bikin sumur.

Meskipun keliatannya mudah, gali sumur ada tekniknya. Gak bisa sembarang orang bermodal alat2 langsung gali dan nemu air. Biasanya mereka magang dulu di teman atau orang tua2 yang sudah lebih dulu nekunin gali-menggali ini.

Selain gali sumur, biasanya bisnis ini ada rembetannya. Yaitu ngebor pompa dragon, dan pasang serta perbaiki mesin air. Semua ditimba dari pengalaman dan arahan sang induk semang.

Pelanggannya biasanya orang2 yang baru bikin rumah atau juga kompleks perumahan. Apalagi jaman itu sekitar tahun 1980an daerah pinggiran baru dirambah orang jakarta. Banyak rumah2 baru dibangun. Dan Toko Material kebanjiran order.

Tahun bertambah tahun, Bang Juju, tetangga saya itu. Semakin pinter. Berkat tabungan dan ilmunya kini dia sudah bisa berdiri sendiri. Dengan tim nya. Dia membuka usaha ngebor air, entah itu sumur biasa hingga artesis. Kini dia juga udah membeli mesin bor artesis utk
pelanggan kelas atas dan usaha.

Musim kemarau panjang, selalu jadi panen raya bagi pengebor macam Bang Juju. Sekali ngebor sumur dalam bisa 10-15 juta. Sedang untuk sumur dangkal kalo nggak salah 400-500rb-an. Kalo lagi panen ngebor bisa sampe jam 12 malam. Pelanggan tersebar ke seluruh jabotabek.

Bagi si Abang yang bermodal ijasah SMP, rejeki segitu udah luar biasa. Sama sekali Tidak terpikir bahwa suatu saat bisa megang duit banyak apalagi sampai menggaji orang. Meskipun tidak langsung kaya mendadak, tapi sudah bisa lebih bersyukur.

Yah rejeki memang seperti air, bisa banjir, bisa juga surut keterpa kemarau panjang. Jadi jangan kelewat gembira kalo dapet banyak, jangan terlalu sedih kalo lg ditunda. Yang penting usaha terus...


Investasi ala wong busuk

From: "listmanager_2"
Date: Tue Dec 16, 2003 4:08 pm
Subject: Investasi ala wong busuk


Wong busuk bukan berarti orang yang sudah membusuk. Tapi maksudnya, orang yang bodoh kampungan hina dina tak berdaya. Istilah ini bukan saya yang menciptakan, tapi Pakde tertua dari pihak Ibu. Dengan istilah itu dia membahasakan dirinya merendah didepan saudara-
saudara yang pada merantau di Jakarta.

Yah, seperti typical keluarga urban menengah ke bawah. Setiap saat nggak ada habisnya kedatangan tamu jauh yang ingin cari kerja. Entah dari pihak ibu atau bapak sama saja. Datang dari kampung modal seadanya, mengincar pekerjaan sebagai pegawai negeri atau ABRI.

PakDe saat itu memang tidak ikut2an cari kerja. Tapi sering ke Jakarta utk menengok kerabat. Niat yang baik, kita pun senang menerimanya. Biasanya Bapak dan Ibu akan menemani ngobrol berjam-jam hingga hampir pagi. Cerita ini itu, tentang anaknya Mbah ini, atau ponakannya Lik anu.

Dulu Pakde pernah juga ditawari masuk ABRI oleh bapak, tapi orangnya menolak. Dia memilih untuk menggarap "karangan" orang tuanya warisan 9 bersaudara. Sebagai petani ia memang cukup berbakat. Tanam padi, kedele, kacang hijau dan lain2.

Setelah bercengkrama dan berkunjung ke masing2 saudara kandung dia akan pulang kembali ke kampung. Sedih juga. Karena entah berapa bulan lagi ia akan bisa mengunjungi kita lagi. Kalau sudah begitu biasanya sehari sebelumnya kita semua akan berbelanja oleh-oleh utk buah tangan ke kampung.

Begitu harinya tiba, saudara2 yang punya waktu akan datang ke rumah, menitipkan oleh-oleh dan sedikit uang sangu. Yah meski tidak besar, tapi dikumpul2 lumayan juga. Apalagi untuk ukuran di kampung yang apa2 serba murah.

Tahun-demi tahun, kunjungan demi kunjungan. Hebat juga dia. Sementara kita yang di kota pusing2 banting tulang cari uang recehan, lahannya sendiri maupun warisan keluarga penuh berisi. Belum lagi sawah tahunan, ayam, kambing dan sapi.

Tak sia-sia mengumpulkan sangu untuk membeli pedet anak sapi. Digemukkan beberapa bulan sudah menjadi sapi. Lalu dijual buat uang sogok putranya jadi polisi. Pangkat memang belum seberapa, tapi jelas nggak kalah gengsi.... :-p

Again - Ttg Produk China

From: "listmanager_2"
Date: Fri Nov 14, 2003 10:33 pm
Subject: Again - Ttg Produk China



Kebetulan gw sering bersentuhan dgn bisnis hobi ikan hias.

Dari sekian banyak jenis ikan hias, yang dianggap rajanya ikan hias adalah Arowana.

Arowana ini semakin tua warnanya memang semakin bagus, setelah umur 7 tahun baru warnanya tampak baguus! Tapi nanti setelah lewat 20 tahun dia semakin sempurna.

Arowana ini ikan mahal. Bukan dari keindahan alaminya, tapi dari unsur Fengshuinya. Konon auranya sangat bagus dan cocok dgn manusia. Sehingga Lilian Too menyarankan untuk memelihara 5 ekor arowana bila ada yg memulai bisnis departemen store. Semakin besar arowana makin besar juga bisnis pemiliknya.

Arowana oleh karena itu dikenal luas sbg ikan hokie. Orang cina yakin bahwa ia adalah naga air. Bikin rejeki, juga bisa menolak bala. Anehnya arowana yang nama latinnya schleropages (terutama Formosus)tidak ada di China. Ikan ini asli Kalimantan dan semenanjung Malaysia.

Kebalikannya, Louhan. Ia mungkin bukan rajanya ikan hias, tapi kini nggak kalah populer dg Arowana. Harganya pun gila2an. Kalau rekor arowana di dunia mencapai US$200.000 di jepang. Di jakarta, rekor itu sudah dilibas oleh louhan.

Anehnya ada ahli fengshui yg menyatakan bahwa Louhan ini auranya kosong. Sehingga ada ahli fengshui yg khusus menangani pengisian aura ini. Kalo nggak salah si ahli ini tinggal di kelapa gading.

Bahkan kalau di kalangan hobiis ikan hias sendiri, booming Louhan dianggap hasil gorengan pedagang, kartel2 ikan gedean aja.

Namun itulah aneh tapi nyata. Ikan yg lahirnya dari mutasi genetik di Malaysia tahun 2000an ini dianggap bagian dari mitos China ribuan tahun lalu. Lebih aneh lagi pembelinya kebanyakan bukan orang China! Lihat aja pasar2 hewan di jakarta...

Meski begitu, banyak hobiis ikan yg lebih netral pandangannya. Katanya: "paling nggak Louhan udah menciptakan banyak pekerjaan utk mereka yang membutuhkan".

Gorengan atau bukan terserah anda menyikapinya :-p


Babat Alas dengan Pak Rofi'ie

From: "listmanager_2"
Date: Wed Dec 10, 2003 10:02 am
Subject: Babat Alas dengan Pak Rofi'ie


Kalo dilihat penampilan sih nggak berharga. Pendek item dekil keringetan. Baju rombeng robek sana sini. Jari2 tangan gede2 buntek kayak pisang. Tapi kalau orang bilang jangan menilai dari
penampilan, Pak Rofi'ie ini lah orangnya.

Tampang boleh kere, gombal amoh kata orang jawa. Tapi kalo tau asetnya. Mungkin kita bakal geleng2 kepala....

Si bapak ini adalah tetangga dangau saya di ladang. Asli orang jawa berlogat ngapak. Dia bersama keluarga mengolah sehektar lahan garapan di daerah panas Karawang. Makanya nggak heran kalau kulitnya jadi begitu hitam.

Dari perawakannya semua orang juga tau kalau dia pekerja keras. Selain rutin bertani, apa aja dia kerjakan. Jadi kuli angkut, babat semak, buruh tanam dll. Maklum pendapatan harian orang tani tidak seberapa. Makan pun ngirit. Ketemu ikan asin hancuran aja udah untung. Tambah sambal atau kangkung liar sedapnya bukan main.

Melihat beliau bekerja seperti membayangkan nenek moyang orang jawa bertani beratus tahun lalu. Tidak banyak berubah. Apa yang dimakan sekeluarga adalah hasil dari tanah yang mereka pijak. Beranak pinak dengan pendidikan ala kadarnya dengan penuh keprihatinan.

Mampirlah kapan-kapan di gubuknya yang sederhana. Yang dibuat dari kayu2 hutan yang diolah kasar dengan alat seadanya. Lihat peralatan dapur yang begitu sederhana. Tapi jangan terpaku pada kehidupan mereka yang berkesan primitif itu. Sapalah mereka.

Pak Rofi'ie ini orang tani yang sangat tangguh. Dia cukup sukses di hutan sumatera. Membuka lahan sebagai transmigran. Menanam palawija. Menyemai padi IR dan rojolele khas petani jawa. Sementara itu dia tanam juga kopi sebagi tanaman jangka panjang.

Panjang memang perjuangannya. Tapi ia tidak mau berhasil sendiri. Banyak kerabat dia motivasi utk ikut serta. Bertani di tanah seberang. Daripada nggak punya apa2 di Jawa.

Begitu berhasil di lampung, diserahkan lah tanah itu pada anak dan menantu. Dengan bekal seadanya jadilah ia hinggap di Karawang ini. Mengolah lahan baru. Utk masing2 anak, yang satu2 beranjak berkeluarga. Kagum deh lihat betapa kompaknya mereka.

Kini, masing-masing anak sudah dapat satu hektar. Semuanya menghijau oleh tanaman pisang, jagung, padi, serai dan kopi. Setelah padi, biasanya ditanam kacang hijau. Kacang hijau ini kan komoditi cukup mahal, kalo nggak salah bisa 6000 sampai 9000 sekilo. Dan kalau sudah panen bisa dipetik beberapa kali sebelum mati.

Dengan pengalamannya yang segudang, Pak Rofi'ie dengan pintarnya mengatur jadwal tanam dan kombinasi diversifikasi tanaman musiman dan palawija. Sehingga selalu aja ada yang masuk kocek. Nanti pada saatnya, investasi jangka panjang akan menghasilkan. Seperti di Lampung sana, sekali angkat kopi 100juta perak mengalir.

Cara orang cari makan memang beda2. Tapi nggak ada jalan yang mudah untuk mendapatkannya. Kalau anda ketemu kuli jelek sedang memikul sayuran di ladang2 berbukit di karawang, mungkin saja anda sedang bertemu dengan seorang Rofi'e.

Financial Freedom ala Tukang Ojek - Intermezo

From: "listmanager_2"
Date: Thu Dec 4, 2003 5:37 pm
Subject: Financial Freedom ala Tukang Ojek - Intermezo


Ini cerita punya cerita kakaknya supir boss di kantor.

Jaman dahulu kala, waktu honda legenda baru promosi abis2an nih...
si kakak ini kebetulan kena PHK...
jadilah dia pengangguran.
Padahal tanggungan lumayan banyak...
Ada lah sebuntut lima buntut di blakangnya :p

Apa akal?
Hmmm...

Datanglah si Kakak ini ke rumah adiknya yang supir.
Supir orang irlandia yg tinggi gede dan moodnya gak menentu.
Lalu pinjam dia punya adik uang satu juta perak buat DP motor.

Sampai di rumah dia patut2 motor barunya.
Dan tanpa tunggu lama segeralah dia ngojek di bogor dsk.
Legaaa....
Anak bini bisa makan, cicilan pun kebayar...

Berapa bulan berselang si adik bertamu ke rumahnya.
Betapa kagetnya motor si kakak tiada lagi dijumpainya.
Rupanya sudah 3 bulan cicilan nggak dibayar sehingga motor terpaksa
pulang ke kandang dealer....
Alamaak, nggak tau diuntung si Abang ini... pikirnya.

Nggak dinyana2 si kakak pulang bersama motor baru.
Terkejutlah dia.
darimana pula dapat uang rupanya?

Rupanya sodara2...
Si abang ini panjang akal juga...
Beberapa bulan terakhir, rajin sekali dia menabung...
Dapat bayar pinjaman, belanja dapur, bayar cicilan... dapat pula ngantar anak sekolah dan ibunya kulakan warung di pasar.

Pintarnya, dia ambil cicilan 36 bulan. Sehingga jumlah perbulannya cukup kecil.
Dan setelah dapat cukup tabungan.
Sengaja tak dia bayar cicilan selama 3 bulan penuh. Sehingga masuklah pendapatan penuh ke kocek sendiri.

Uang itulah yg dia belikan motor second utk modal ngojek esok hari....
tertawa kita dengar cerita pak supir ini.
Ternyata ada juga "Financial Freedom" ala tukang ojek... haha

Monday, May 24, 2004

Sarjana Kambing

Tanah ini milik Angkatan Darat. Pernah ditanami jeruk siam, tapi dikelola setengah hati. Akhirnya ya tak terawat. Pohon2 jeruk setinggi dua setengah meter itu merana. Satu-satu ada sih yang berdaun cukup lebat dan kadang berbunga dan berbuah. Tapi besarnya tak bisa lebih dari jeruk nipis. Tak ada yang mau memetiknya kecuali anak angon seperti kami.

Di pinggir kebun jeruk ini juga ada sebatang pohon jambu air besar yang rindang dan berbuah lebat. Di salah satu dahannya tergantung sebuah ayunan dari ban bekas. Ini tempat yang sangat menyenangkan. Kami bisa tidur2an di dahan, bergantungan atau berayun di ayunan sambil memakan jambu air yang manis segar. Di kala berbunga, anak-anak ramai berebutan menghisap madu yang tersembunyi dibalik bulu2 serbuk sari. Menjelang sore angin berhembus sepoi membawa wangi pandan padi lama menyebar ke seluruh padang. Saat itu kami para gembala melepaskan tali ikatan induk2 domba dan bandot dari pancang dan menggiring pulang kandang.

Meskipun rumput dan sawah masih begitu luas, warga betawi mulai segan bertani ataupun beternak. Mereka lebih suka jual tanah beli motor untuk mengojek. Nikmat memang, maklum saja tanah warisan luas kendaraan umum hampir tidak ada. Ojek satu-satunya pilihan. Kerja begini bisa bangun siang, pulang ke rumah sesuka hati dan kalau mau bisa kawin lagi di kampung sebelah.

Eki putra betawi yang lain, dia temen sekelas ku. Di kampung ini hanya kami yang memelihara domba. Orang kampung sini lebih senang memelihara kambing kacang atau kambing jawa sebab lebih mudah memeliharanya dan anaknya bisa empat ekor. Tapi tentu saja memelihara domba sangat menyenangkan. Apalagi kalau ada anak2 domba yang baru lahir. Bulu2nya pendek ikal lembut, lucu sekali. Begitu bisa berdiri mereka tak henti2nya berlarian dan meloncat-loncat sana sini. Semua orang senang menggendongnya setiap aku menggiringnya pulang.

Domba ku jenisnya lebih besar dari domba Eki. Bandotnya berbadan kekar tinggi besar dengan tanduk melingkar gagah. Sebagai bapak mereka sangat protektif. Ada satu bandot jantan yang paling besar. Warnanya coklat tua campur hitam. Jangan coba2 berdiri membelakanginya karena sudah pasti ia akan menyeruduk pantat kita hingga tersungkur. Sesekali waktu Eki membawa bandot nya untuk diadu di sini.

Meskipun domba ku lebih banyak, sekitar 12 ekor. Tapi Eki jauh lebih berbakat. Aku sekedar anak kota yang terdampar di kampung. Karena itu aku banyak belajar tentang hewan dan tumbuhan dari anak2 kampung termasuk Eki.

Dia pandai memelihara bermacam hewan. Mulai dari kambing, burung dara, marmut, kelinci dan burung. Bahkan dia pernah membesarkan anak burung pipit yang kehilangan induknya hingga besar. Kemanapun burung itu dia bawa. Dia juga pandai sekali memancing. Dengan uang 100 perak kami membeli kail dan senar di warung. Memetik daun tablo untuk membungkus cacing yg kami keduk dari sawah. Belum sampai sore, ia akan dapat banyak sekali ikan cere, betik, kocolan atau lele. Meskipun kadang harus dibayar dengan gigitan lintah dari lubuk bekas kubangan kerbau di tengah sawah tapi senangnya bukan main.

"Eh gus pakabar?" Seseorang menyapaku dari pojokan bangku angkot."Pulang kerja?"

"Wah, loe Ki! Baik2, iya nih gw baru pulang kerja. Loe gimana? Keluarga baik2 aja kan?"

"Baik semuanya gus. Kerja dimana?" tukasnya.

"Di tanah abang, di konsultan, tapi kantornya kecil. Loe deh lulus kan Ki? Kerja dimana?" tanyaku.

"Udah gus, tapi blom kerja nih. Cuma bantu2 temen, bantu bokap juga." ia menjawab malu-malu.

Blom banyak ngobrol, angkot sudah sampai di tujuan. Kami berdua turun dan harus naik ojek ke rumah masing-masing.

Eki sobat ku sejak kelas tiga SD, kini sudah jadi sarjana dari salah satu universitas swasta ternama di jakarta. Ia memang belum beruntung dapat kerja kantoran. Tapi dari yang kudengar kemarin dari ayahku, dia sudah bisa menjual minimal 100 ekor kambing setiap Idul Adha dari peternakannya di atas tanah warisan engkongnya.

Aku tersenyum mengenang saat2 kami berburu burung dengan ketapel di tengah sawah yang menguning. Mencabuti bulunya dan membakarnya dengan jerami atau tumpukan daun singkong yang kering. Daging burung peking sebesar ibu jari anak kecil itulah pengganjal perut dan penambah gizi anak angon seperti kami. Kini kambingmu jauh lebih banyak dari punya ku Ki! Semoga sukses ya... ;-)